Seleksi Asrama [Naomi's style]
Thursday, April 22, 2010 @2:25 AM
”Naki sini—”

Lengannya menarik pergelangan tangan sosok serupa disisinya.

”—jangan jauh-jauh. Nanti kita terpisah lagi. Aku tidak mau kalau harus berkeliling kastil sebesar ini sendirian.”

Pasti melelahkan.

Senyumnya mengembang, ditarik oleh sudut-sudut bibir ranum semerah darah itu karena keinginan hatinya. Raut wajahnya yang semula hanya raut skeptis yang menjemukan kini berubah seiring dengan perjalanannya pasca turun dari perahu kecil itu. Bermodal lentera kecil yang dipegang satu orang di depan sebagai komando, dia menghubungkan titik-titik cahaya yang kemudian membentuk sebuah gedung—bukan, bukan gedung—lebih tepatnya kastil. Sebuah kastil yang terkena pencahayaan lentera dan lampu di dalamnya yang berdiri di kegelapan malam. Payah sekali. Selepas Naomi dan Naoki mengarungi danau, dia tidak melihat adanya lampu jalanan yang ada di sekeliling taman rumahnya. [i]Tuh, taman rumah Miles saja punya lampu jalan. [/i]

”Naki lapar tidak?” jeda sesaat, melirik wanita dengan banyak keriput diwajahnya yang menghentikan langkahnya sejenak, dan beberapa sekon kemudian dia tidak tertarik pada wanita tua itu. ”Aku lapar. Di dalam ada apa sih? Menurut Naki, di dalam ada makanan tidak? Apa ada steak rendah lemak seperti buatan koki dirumah, puding blueberry dengan vla cokelat, dan juice tomat campur lemon beraroma mint?” oh, maaf kalau Naomi terlalu banyak bicara, itu memang dia, keberatan? Yang keberatan bisa keluar dari arena kastil ini segera kok, dia punya wewenang, siapapun tahu kalau anak tahun pertama selalu disayang—Naomi memahami hal itu karena dia pernah baca disuatu tempat—dan ucapan junior itu selalu didengar.

Tapal pantofelnya seirama. Mengikuti suara pantofel lainnya yang dikenakan anak-anak yang turut berjalan di [i]red carpet[/i] ini. Wow, keren. ”Lilinnya melayang. Itu pengaruh sihir ya?” kepalanya mendangak, memandang langit-langit polos yang menggambar cuaca langit diluar, terperangah dalam beberapa saat dan kemudian dia kembali tidak peduli. Perhatiannya teralihkan seiring dengan anak-anak yang berbisik di dekatnya. Lihat anak berambut pirang panjang itu? Daritadi dia berisik, mengganggu ketenangan Naomi dan Naoki.

”Asrama? Naoki tidak boleh di asrama yang berbeda dengan Naomi ya?”

Sebuah titah—meski tidak terdengar seperti itu—diungkapkannya dalam frekuensi kecil. Berbisik pada nona muda Miles berambut ikal itu. Tersenyum singkat pada sang saudari, dia kembali terfokus. Menatap lurus ke hadapan dimana si wanita tua berdiri. Menanggapi dalam diam sebuah instruksi yang menyangkut persortiran asrama.

[center][font=georgia] Miles, [i]Naoki[/i] [/font][/center]

Siapa? Miles siapa tadi?

[i]Tsche,[/i] dasar orang-orang, tidak bisa diam ya? Biar dia berdiri cukup di depan, kalau orang-orang disekelilingnya berbisik mengenai asrama, Naomi mana bisa dengar? Payah ah. Tsk. Gadis muda Miles menggembung-gembungkan pipinya. Berjalan ke podium yang disediakan. Sempat memberikan sebuah senyum pasti pada saudarinya yang ia tinggalkan sesaat. Gadis itu duduk diatas kursi tua dengan empat kaki [i]reyot[/i] dengan kalem. Terdiam sesaat, menunggu sampai topi tua yang dipegang wanita tua itu mendarat di rambut cokelatnya. Menunggu sesuatu yang bahkan Naomi hampir tidak peduli. Duduk manis sambil senyum.

[i]Tadi Naomi atau Naoki sih yang dipanggil?[/i]
Toko Tongkat [Naomi's Style]
Tuesday, April 13, 2010 @11:37 PM
”Twedeldee. Disingkat jadi Twedee,”

Menoleh singkat ke sisinya.

”Punya Naki namanya siapa?”

Keluarga Miles adalah keluarga baik-baik. Meski tadi Naomi dan Naoki sempat sedikit membuat para pegawai magang sibuk, tapi Christopher sudah meminta maaf dan membantu pegawai magangnya untuk turut membereskan. Sinar matahari yang semakin menyengat membuat warna kulitnya yang seperti porselen nampak berminyak. Sebelah tangannya yang bebas—tanpa bola bulunya—mengambil sebuah kertas minyak dari dalam sakunya. Mengusap beberapa bagian wajahnya dan menawarkannya pada saudarinya yang sudah nampak lusuh disampingnya. ”Naki mau?” dia tersenyum, menawarkan. Sementara Christopher kembali membawanya pada satu tikungan ramai yang bahkan gadis kecil itu kesulitan bernafas. Mencoba berjinjit untuk melihat kemana arah jalan Christopher yang terlalu cepat, berkali-kali Naomi harus tersenggol oleh orang dewasa yang sembarangan. [i]Huh, tidak sopan. [/i]

”Naki dimana? Christopher kemana sih? Naki pegang tangan Nami ya,”

Naomi menggapai tangan kecil saudari kembarnya. Mencoba membawa saudari kembarnya yang cenderung tidak suka keramaian seperti ini ke tempat yang lebih teduh dan sedikit senggang. Gadis itu celingukan. Mencari dimana sosok laki-laki dewasa yang bertugas mendampinginya. ”Christopher payah ah. Masa’ jalan-jalan sendiri sih,” gadis Miles itu menggumam pelan. Menggerutu tidak karuan seraya menggembung-gembungkan pipinya yang cenderung tirus.

Kelereng kembarnya bergulir. Mengamati sekelilingnya dengan saksama. Mencari tempat berteduh yang lebih baik alih-alih di depan toko yang didalamnya berisi anak dengan tinggi sepantar dengannya. ”Kita masuk toko ini [i]aja[/i] yuk!” Sebuah ajakan yang tidak menunggu respon. Naomi Miles, salah satu anak kesayangan bangsawan terkaya di Skotlandia menarik lengan Naoki. Masuk tanpa memberi salam dan berjalan kesana kemari tanpa memberi pesan. Tanpa satu-dua kata interupsi, pemilik wajah porselen itu membawa sang saudari ke salah satu pegawai magang. Memasang tampang manis, mata berbinar penuh keingin-tahuan yang berupa buatan.

”Memangnya di Hogwarts perlu tongkat ya?”

Sebelah lengannya menarik baju pegawai magang.

”Kalau tongkat untuk hari Halloween, tongkatnya yang mana? Aku mau dua dong!”

Dia tersenyum. Murni. Tidak dibuat-buat, [i]kok.[/i]
Seleksi Asrama [Naomi's style]
Thursday, April 22, 2010 @2:25 AM
”Naki sini—”

Lengannya menarik pergelangan tangan sosok serupa disisinya.

”—jangan jauh-jauh. Nanti kita terpisah lagi. Aku tidak mau kalau harus berkeliling kastil sebesar ini sendirian.”

Pasti melelahkan.

Senyumnya mengembang, ditarik oleh sudut-sudut bibir ranum semerah darah itu karena keinginan hatinya. Raut wajahnya yang semula hanya raut skeptis yang menjemukan kini berubah seiring dengan perjalanannya pasca turun dari perahu kecil itu. Bermodal lentera kecil yang dipegang satu orang di depan sebagai komando, dia menghubungkan titik-titik cahaya yang kemudian membentuk sebuah gedung—bukan, bukan gedung—lebih tepatnya kastil. Sebuah kastil yang terkena pencahayaan lentera dan lampu di dalamnya yang berdiri di kegelapan malam. Payah sekali. Selepas Naomi dan Naoki mengarungi danau, dia tidak melihat adanya lampu jalanan yang ada di sekeliling taman rumahnya. [i]Tuh, taman rumah Miles saja punya lampu jalan. [/i]

”Naki lapar tidak?” jeda sesaat, melirik wanita dengan banyak keriput diwajahnya yang menghentikan langkahnya sejenak, dan beberapa sekon kemudian dia tidak tertarik pada wanita tua itu. ”Aku lapar. Di dalam ada apa sih? Menurut Naki, di dalam ada makanan tidak? Apa ada steak rendah lemak seperti buatan koki dirumah, puding blueberry dengan vla cokelat, dan juice tomat campur lemon beraroma mint?” oh, maaf kalau Naomi terlalu banyak bicara, itu memang dia, keberatan? Yang keberatan bisa keluar dari arena kastil ini segera kok, dia punya wewenang, siapapun tahu kalau anak tahun pertama selalu disayang—Naomi memahami hal itu karena dia pernah baca disuatu tempat—dan ucapan junior itu selalu didengar.

Tapal pantofelnya seirama. Mengikuti suara pantofel lainnya yang dikenakan anak-anak yang turut berjalan di [i]red carpet[/i] ini. Wow, keren. ”Lilinnya melayang. Itu pengaruh sihir ya?” kepalanya mendangak, memandang langit-langit polos yang menggambar cuaca langit diluar, terperangah dalam beberapa saat dan kemudian dia kembali tidak peduli. Perhatiannya teralihkan seiring dengan anak-anak yang berbisik di dekatnya. Lihat anak berambut pirang panjang itu? Daritadi dia berisik, mengganggu ketenangan Naomi dan Naoki.

”Asrama? Naoki tidak boleh di asrama yang berbeda dengan Naomi ya?”

Sebuah titah—meski tidak terdengar seperti itu—diungkapkannya dalam frekuensi kecil. Berbisik pada nona muda Miles berambut ikal itu. Tersenyum singkat pada sang saudari, dia kembali terfokus. Menatap lurus ke hadapan dimana si wanita tua berdiri. Menanggapi dalam diam sebuah instruksi yang menyangkut persortiran asrama.

[center][font=georgia] Miles, [i]Naoki[/i] [/font][/center]

Siapa? Miles siapa tadi?

[i]Tsche,[/i] dasar orang-orang, tidak bisa diam ya? Biar dia berdiri cukup di depan, kalau orang-orang disekelilingnya berbisik mengenai asrama, Naomi mana bisa dengar? Payah ah. Tsk. Gadis muda Miles menggembung-gembungkan pipinya. Berjalan ke podium yang disediakan. Sempat memberikan sebuah senyum pasti pada saudarinya yang ia tinggalkan sesaat. Gadis itu duduk diatas kursi tua dengan empat kaki [i]reyot[/i] dengan kalem. Terdiam sesaat, menunggu sampai topi tua yang dipegang wanita tua itu mendarat di rambut cokelatnya. Menunggu sesuatu yang bahkan Naomi hampir tidak peduli. Duduk manis sambil senyum.

[i]Tadi Naomi atau Naoki sih yang dipanggil?[/i]
Toko Tongkat [Naomi's Style]
Tuesday, April 13, 2010 @11:37 PM
”Twedeldee. Disingkat jadi Twedee,”

Menoleh singkat ke sisinya.

”Punya Naki namanya siapa?”

Keluarga Miles adalah keluarga baik-baik. Meski tadi Naomi dan Naoki sempat sedikit membuat para pegawai magang sibuk, tapi Christopher sudah meminta maaf dan membantu pegawai magangnya untuk turut membereskan. Sinar matahari yang semakin menyengat membuat warna kulitnya yang seperti porselen nampak berminyak. Sebelah tangannya yang bebas—tanpa bola bulunya—mengambil sebuah kertas minyak dari dalam sakunya. Mengusap beberapa bagian wajahnya dan menawarkannya pada saudarinya yang sudah nampak lusuh disampingnya. ”Naki mau?” dia tersenyum, menawarkan. Sementara Christopher kembali membawanya pada satu tikungan ramai yang bahkan gadis kecil itu kesulitan bernafas. Mencoba berjinjit untuk melihat kemana arah jalan Christopher yang terlalu cepat, berkali-kali Naomi harus tersenggol oleh orang dewasa yang sembarangan. [i]Huh, tidak sopan. [/i]

”Naki dimana? Christopher kemana sih? Naki pegang tangan Nami ya,”

Naomi menggapai tangan kecil saudari kembarnya. Mencoba membawa saudari kembarnya yang cenderung tidak suka keramaian seperti ini ke tempat yang lebih teduh dan sedikit senggang. Gadis itu celingukan. Mencari dimana sosok laki-laki dewasa yang bertugas mendampinginya. ”Christopher payah ah. Masa’ jalan-jalan sendiri sih,” gadis Miles itu menggumam pelan. Menggerutu tidak karuan seraya menggembung-gembungkan pipinya yang cenderung tirus.

Kelereng kembarnya bergulir. Mengamati sekelilingnya dengan saksama. Mencari tempat berteduh yang lebih baik alih-alih di depan toko yang didalamnya berisi anak dengan tinggi sepantar dengannya. ”Kita masuk toko ini [i]aja[/i] yuk!” Sebuah ajakan yang tidak menunggu respon. Naomi Miles, salah satu anak kesayangan bangsawan terkaya di Skotlandia menarik lengan Naoki. Masuk tanpa memberi salam dan berjalan kesana kemari tanpa memberi pesan. Tanpa satu-dua kata interupsi, pemilik wajah porselen itu membawa sang saudari ke salah satu pegawai magang. Memasang tampang manis, mata berbinar penuh keingin-tahuan yang berupa buatan.

”Memangnya di Hogwarts perlu tongkat ya?”

Sebelah lengannya menarik baju pegawai magang.

”Kalau tongkat untuk hari Halloween, tongkatnya yang mana? Aku mau dua dong!”

Dia tersenyum. Murni. Tidak dibuat-buat, [i]kok.[/i]
profile
lovesick crackhead
YOURNAMEHERE

Manarie li que vaqeriao |At vver eos et accusam dignissum qui blandit est praesent luptatum delenit aigue excepteur sint occae. Et harumd dereud facilis est er expedit distinct. Yoii rockem sockem mow-em yown. Manarie li que vaqeriao. Manarie li que vaqeriao |At vver eos et accusam dignissum qui blandit est praesent luptatum delenit aigue excepteur sint occae. Et harumd dereud facilis est er expedit distinct. Yoii rockem sockem mow-em yown. Manarie li que vaqeriao. Manarie li que vaqeriao |At vver eos et accusam dignissum qui blandit est praesent luptatum delenit aigue excepteur sint occae. Et harumd dereud facilis est er expedit distinct. Yoii rockem sockem mow-em yown. Manarie li que vaqeriao.

bolditalicunderlinestrikeout
linkage
long walk back home
link link link link link link link link link link link link
credits
layout
Nicole
image pattern fonts textures lyrics colors

inspiration
swimchick ★remembered. crumblee

archive
monthly
April 2009 May 2009 June 2009 July 2009 September 2009 October 2009 November 2009 January 2010 April 2010

recently
Seleksi Asrama [Naomi's style] Toko Tongkat [Naomi's Style] Invite to Freedom Curcol [annoyed] Limited Edition-- FRAGILE HEART =,= autisme.. eksistensi B) copas dong ah. :)) Tepat 24 jam pasca DEMO